DARULIMANTRAVEL.com | Badal umroh adalah menggantikan atau mewakilkan orang lain untuk melaksanakan ibadah umroh. Badal umroh dilakukan oleh seseorang untuk menggantikan umroh orang lain saat orang lain tersebut tidak bisa melaksanakan ibadah umroh. Lantas bagaimana sebenarnya hukum badal umroh ini?
Secara umum, para fuqaha (ahli ilmu Fikih) membolehkan praktik badal umroh atau mewakilkan orang lain untuk melaksanakan umroh. Sebagaimana adanya badal haji, maka badal umroh juga boleh dilakukan karena umroh sama halnya dengan ibadah haji.
Adapun hukum badal haji telah dijelaskan dalam Hadis bahwa, dari Ibnu Abbas ra “Seorang perempuan dari bani Juhainah datang kepada Rasulullah bertanya: ‘Rasulullah, Ibuku pernah bernazar ingin melaksanakan ibadah haji, hingga beliau meninggal padahal dia belum melaksanakan ibadah haji tersebut, apakah aku bisa menghajikannya? Rasulullah menjawab: ‘Hajikanlah untuknya, kalau ibumu punya utang kamu juga wajib membayarnya bukan? Bayarlah utang Allah, karena hak Allah lebih berhak untuk dipenuhi,” (H.R. Bukhari dan An Nasa’i).
Baca juga artikel ini: Jamaah Umroh Harus Tahu, inilah Deretan Keutamaan Kota Mekkah dan Madinah yang Diungkapkan dalam Hadis dan Al-Qur’an
Terkait hal ini, Pimpinan travel umroh PT Darul Iman, Ustaz Dr. H. Maulana Andi Surya, Lc, MA alias Ustaz Maulana menjelaskan bahwa badal umroh sama dengan badal haji. Secara spesifik ia juga menjelaskan pendapat dua imam mazhab terkait badal umroh.
“Yang pertama sekali harus kita ketahui yaitu firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah ayat 196 bahwa haji dan umroh itu perintah Allah. Nah, lalu badal umroh itu artinya pengganti, jadi adapun istilah badal haji itu sama halnya dengan badal umroh, bukankah keduanya perintah Allah?” kata Ustaz Maulana.
“Imam Syafi’i berpendapat, hukum badal umroh itu boleh, syaratnya orang yang dibadalkan itu telah lanjut usia dan renta sehingga ia tak mampu melaksanakan umroh. Orang yang sudah meninggal juga boleh dibadalkan umrohnya. Tambahan dari Imam Hanbali, kalau badal umroh tidak boleh dilakukan tanpa seizin orang yang dibadalkan jika masih hidup, kecuali sudah meninggal itu boleh tanpa izin,” sambung Ustaz Maulana.
Baca juga artikel ini: Rahasia Doa Cepat Dikabulkan: Ini Tempat-Tempat Mustajab di Sekitar Kakbah, Jamaah Haji dan Umroh Harus Tahu
Ustaz Maulana menambahkan bahwa orang yang membadalkan umroh ini harus yang sudah melakukan umroh. Setelah sebelumnya melaksanakan umroh, orang yang hendak membadalkan umroh orang lain baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal boleh melakukan badal umroh pada umroh kedua, ketiga, dan umroh seterusnya.
Adapun niat badal umroh yaitu:
نَوَيْتُ العُمْرَةَ عَنْ فُلَانٍ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ تَعَالَى
Nawaytul ‘umrata ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan) wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja ibadah umrah untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan) dan aku ihram umrah karena Allah Ta‘ala.”
Syarat Badal Umroh
Baca juga artikel ini: Bacaan Doa agar Bisa Segera Pergi Umroh Sekeluarga, MasyaAllah Hasilnya tak Disangka-sangka
Adapun syarat pelaksanaan badal umroh yaitu:
- Orang yang dibadalkan umrohnya tidak mampu secara fisik,
- Tidak boleh membadalkan orang yang tidak mampu dari segi ekonomi, sebab ibadah haji dan umroh wajib bagi yang mampu dari segi finansial dan fisik,
- Badal umroh boleh dilakukan bagi orang yang sakit keras dan tipis kemungkinan sembuh penyakitnya,
- Tidak boleh melaksanakan badal umroh untuk orang yang masih sehat,
- Wanita boleh membadalkan umroh pria, begitu juga sebaliknya,
- Badal umroh hanya boleh satu orang dalam satu kali perjalanan umroh.
