TEMPAT BERSEJARAH DI MEKKAH BAG. 5 | RUMAH ABBAS | RUMAH ABU BAKAR | RUMAH ABU JAHAL | RUMAH SITI KHATIJAH | RUMAH UMI HANI

February 2, 2023by admin
  1. Rumah Abbas bin Abdul Muthalib

Rumah paman Nabi saw Abbas bin Abdul Muthalib terletak di tempat Sa’i antara Sofa dan Marwah, temboknya melekat di salah satu batas ”Mailain” yaitu batas dimana para jama’ah haji disunahkan untuk berlari kecil. Batas tersebut sekarang telah ditandai dengan dua garis tanda hijau atau disebut juga “pilar hijau”. Jika masuk pada batas garis tersebut disunnahkan raml atau harwalah (lari kecil).

Dulu rumah Abbas ra pernah dijadikan rubath untuk orang orang faqir dan diberinama Rubath Al-Abbas dan diberi tanda dengan bendera hijau. Menurut sheikh Taqiyuddin Al-Fasi rumah ini dulu pernah dijadikan tempat wudhu kemudian dirubah menjadi Rubadh Al-Abbas. Tempat ini sekarang sudah bersatu dengan tempat sa’i dan untuk mengenangnya dibuat sebuah pintu besar masuk ke Masjid dinamakan Pintu al-Abbas.

 

  1. Rumah Abu Bakar

Tempat Hijrah ke Madinah dimulai tepat di lokasi yang terlatak di lantai 4 Makkah Towers Hotel, di mana Masjid Abu Bakar telah dibangun.

 

  1. Rumah Abu Jahal

Dalam sejarah Islam, nama Abu Jahal sangat lah tidak harum. Meski masih terhitung sebagai kerabat Nabi Muhammad SAW, dia termasuk salah seorang tokoh yang sangat menentang dakwah Nabi. Penentangannya bahkan tidak hanya berhenti secara verbal, tetapi sudah menjurus pada tindak kriminal.

Suatu hari Abu Jahal punya niat jahat kepada Nabi. Saat Nabi sedang sujud, seketika muncul Abu Jahal membawa bongkahan batu besar. Dia ingin membunuh Nabi dengan batu itu. Tetapi tiba-tiba dia melemparkan batu yang dibawanya ke arah lain dan kemudian lari terbirit-birit. Saat itu, dia mengaku melihat seekor unta yang sangat besar dan siap menelannya. Saking takutnya, bahkan dia langsung pingsan setiba di rumahnya.

 

Ia juga orang yang punya inisiatif agar semua orang Quraisy yang tidak setuju dengan dakwah Nabi bersekutu untuk membunuh Nabi. Niat ini pun akhirnya gagal dilaksanakan karena Nabi keburu berangkat hijrah.

Saat Nabi meninggalkan Makkah dan berhijrah ke Madinah ia berpesta pora. Dia sangat gembira karena merasa berhasil mengalahkan orang yang selama ini paling dibencinya. Dalam pandangannya, Muhammad pergi meninggalkan Makkah membawa kekalahan. Dia merasa menang di atas segala-galanya.

Namun demikian, kebencian dan keinginannya untuk membunuh Nabi tidak pernah padam. Rencana tersebut dia yakini akan terwujud saat terjadi perang Badr pada tahun ke-2 hijrah. 1.000 orang pasukan Quraisy dengan persenjataan lengkap siap melumat 314 pasukan muslim dengan persenjataan ala kadarnya.

Yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Tentara Quraisy menderita kalah telak. Jumlah kurban dari pihak muslim hanya 14 orang, sementara di pihak Quraisy 70 orang, salah satunya adalah Abu Jahal sendiri. Dua orang pemuda yang sama sekali tidak punya pengalaman perang berhasil membunuhnya.

Di samping masih kerabat, Abu Jahal juga merupakan tetangga Nabi. Rumah Abu Jahal sangat dekat dengan rumah tempat nabi lahir ( maulidun nabi ) maupun rumah yang didiami setelah beliau berkeluarga. Kalau kita sempat berziarah ke Masjidil Haram di Makkah dan mencari tahu tempat-tempat tersebut, maka banyak orang akan dengan sukarela memberitahu kita.

Tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, sekarang dijadikan sebagai perpustakaan

Rumah tempat kelahiran Nabi sekarang dijadikan sebagai perpustakaan “ Maktabah Makkah Al Mukarromah ”, sedangkan rumah yang pernah didiami Nabi setelah beliau berumah tangga dengan Khadijah RA berada di dekat pintu Babussalam Masjidil Haram. Rumah tersebut sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali.

Bekas rumah Abu Jahal, sekarang dijadikan sebagai WC umum Persisnya terletak di dekat pintu keluar Marwa, tempat orang mengakhiri ibadah Sa’i. Begitu keluar dari pintu 22, 23, 24 atau 25 di Marwa, kita akan langsung mendapati sebuah bangunan megah tepat berada di luar masjid.

Setiap hari, banyak orang keluar masuk bangunan tersebut. Keperluannya bukan untuk melakukan shalat, thawaf atau sai, tetapi untuk membuang hajat. Rumah Abu Jahal kini memang dijadikan sebagai WC dan toilet umum.

 

  1. Rumah Siti Khadijah

Rumah siti Khadijah terletak di Zuqaq Al-Hajar. Di rumah ini Rasulallah saw hidup berumah tangga bersama siti Khadijah ra, istri beliau yang tidak pernah dimadu, selama 28 tahun dan semua putra putri beliau lahir di tempat ini, diantaranya Qasim, Abdullah, Ummu Kaltsum, Ruqayah, Zainab dan Fatimah, putri bungsu beliau. Dan rumah itu pula siti Khadijah wafat.

 

Nabi saw tetap tinggal di rumah ini sampai beliau mendapat perintah dari Allah untuk berhijrah ke Madinah. 

Menurut Sayyid Dr. Muhammad bin Alwi Al-Maliki dari Al-Azraqi rumah ini merupakan tempat yang paling afdhol setelah Masjidil Haram, karena tidak sedikit wahyu turun di tempat ini. Setelah hijrah Nabi saw ke Madinah, rumah siti Khadijah diambil oleh Aqil bin Abi Thalib ra kemudian dijual kepada Muawiyah bin Abi Sufiyan yang pada saat itu menjabat sebagai Khalifah, lalu oleh Muawiyah dibangun Masjid.

Pada tahun 1373 H rumah siti Khadijah dijadikan Sekolah Puteri Al-Quran oleh Syeikh Abbas Al-Qattan yang pada saat itu menjabat sebagai gubernur Makkah, sesuai dengan permintaannya kepada pemerintah setempat. Setelah disetuji oleh pemerintah, tempat itu menjadi wakaf yang tidak bisa diperjual-belikan, atau disewakan, tidak bisa berpindah tangan, ditukar atau dipinjamkan. Pada tahun 1401 H, tempat ini kemudian diambil-alih oleh pemerintah dan dibongkar untuk perluasan halaman Masjidil Haram. 

Pada saat pembongkaran tempat tersebut, ditemukan bekas bekas peninggalan Nabi saw, seperti Mihrab Nabi yang menghadap ke Ka’bah, Bak wudhu Nabi, kamar Nabi, tempat lahir siti Fatimah dll.

Setelah dibongkar rumah ini dijadikan lataran Masjidil Haram yang letaknya sekarang dekat Bab an-Nabi (Pintu Nabi) atau beberapa langkah dari pintu tersebut. Dulu di tempat itu dibuatkan sebuah kubbah kecil yang diberi nama dengan Kubbah Al-wahy artinya kubbah tempat turunya wahyu, karena seringnya wahyu dari Allah turun melalui Jibril as di rumah ini

 

  1. Rumah Ummi Hani

 

Di sisi gerbang bab Abdul Aziz. Tempat ini diyakini menjadi lokasi dimana rumah Ummi Hani, sepupu Nabi dan sekaligus putri Abu Thalib berada.

Dari titik inilah Nabi Muhamamd SAW dipanggil oleh Malaikat Jibril dan dibawa keBaitul Maqdis yang berlokasi di Yerusalem saat peristiwa Isra’ Mi’raj.

Namanya adalah Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya adalah Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf. Ada juga yang meriwayatkan nama Ummu Hani’ adalah Hindun. Tapi yang populer dan banyak periwayatannya adalah Fakhitah.

Nabi ﷺ sangat mencintai sepupu-sepupunya, anak dari pamannya Abu Thalib. Ketika orang tua dan kakek Nabi wafat, sang pamanlah yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Nabi ﷺ membalas kasih sayang pamannya dengan memberi perhatian dan cinta kepada sepupu-sepupunya yang masih kecil.

Diriwayatkan, sebelum masa kerasulan, Rasulullah 

ﷺ pernah melamar Fakhitah. Namun Abu Thalib menolak tawaran itu. Dan menerima pinangan Hubayra bin Abi Wahb. Karena bani Makhzum, klan Hubayra, pernah menikahkan putri mereka dengan salah seorang dari kabilah Abu Thalib. Sehingga untuk menjaga hubungan baik, kabilah Abu Thalib membalas perlakuan itu. Nilai inilah yang berlaku dalam tradisi Arab kala itu.

Akhirnya Fakhitah menikah dengan Hubayra. Pasangan ini tinggal di Mekah dan dikaruniai empat orang anak. Yang tertua bernama Hani’. Karena itu Fakhitah dikenal dengan Ummu Hani’ (ibunya Hani’). Namun sayang, sang suami enggan memeluk Islam. Saat Fathu Mekah, ia lari keluar Mekah. Enggan memeluk Islam.

Kedudukan di Sisi Rasulullah

Ummu Hani’ pernah menemui Rasulullah ﷺ di hari penalukkan Kota Mekah. Ia menceritakan, “Aku pergi menemui Rasulullah pada tahun penaklukkan Kota Mekah. Saat itu beliau sedang mandi. Dan putrinya Fatimah menutupinya (dengan tabir). Kuucapkan salam. Beliau (di balik tabir) bertanya, 

‘Siapa itu?’ ‘Aku, Ummu Hani’ binti Abi Thalib’, jawabku. ‘Marhaban Ummu Hani’, sambut beliau.

Usai mandi beliau menunaikan shalat 8 rakaat dengan berbalut satu pakaian. Setelah shalat, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saudaraku –Ali bin Abi Thalib-, ingin membunuh seseorang yang aku lindungi, Fulan bin Hubayra’. Rasulullah bersabda, ‘Sungguh kami melindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani’’. ‘Jika demikian jelas masalahnya’, jawab Ummu Hani’. (HR. al-Bukhari juz: 5. Hal: 2280).

Ketika Ummul Mukminin Khadijah wafat, Rasulullah merasa begitu sedih. Dalam keadaan itu, beliau sering menemukan penghiburan di rumah Umm Hani’. Keluarganya mendukung dan menghiburnya saat beliau sedang berkabut duka.

Umm Hani’ adalah sosok penting dalam sejarah Islam. Dari rumahnya, di bawah atap yang menjadi langit keluarganya, sebuah kemukjizatan pernah terjadi. Kediamannya yang penuh berkah menjadi saksi peristiwa Isra Mi’raj. Nabi Muhammad ﷺ datang ke rumah Umm Hani’, melakukan shalat malam lalu tidur di sana. Malam itu, rumah Ummu Hani’ dikunjungi malaikat paling mulia, Jibril ‘alaihissalam , untuk menjemput Nabi Muhammad ﷺ . Dari sanalah peristiwa Isra Mi’raj bermula. Perjalanan satu malam menuju Jerusalem dan Sidratul Muntaha dimulai. Saat fajar tiba, Nabi pun kembali ke tempat yang sama. Kemudian Nabi ﷺ mengabarkan Ummu Hani’ tetang perjalanannya. Ia pun mengimani sabdanya.

Hadits-Hadits Yang Diriwayatkan Ummu Hani’

Pertama: Dari Abdurrahmaan bin Abi Laila. Ia berkata, “Tidak ada seorang pun yang menceritakan kepadaku bahwa ia melihat Nabi ﷺ melakukan shalat Dhuha kecuali Ummu Haani’. Sungguh ia pernah mengatakan, “Sesungguhnya Nabi ﷺ pernah masuk ke rumahnya pada hari Fathu Mekah, lalu beliau mandi dan melakukan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada itu, namun beliau tetap menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” (HR. al-Bukhari no. 1176).

Kedua:

ﻋَﻦْ ﺃُﻡِّ ﻫَﺎﻧِﺊٍ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﺗَّﺨِﺬِﻱ ﻏَﻨَﻤًﺎ ﻳَﺎ ﺃُﻡَّ ﻫَﺎﻧِﺊٍ ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻭَﺗَﻐْﺪُﻭ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ

Dari Ummu Hani’. Nabi ﷺ berpesan kepadanya, “Peliharalah kambing wahai Ummi Hani’, karena ia pergi dengan kebaikan dan kembali dengan kebaikan.” (HR. Ahmad No.25667).

Dan masih banyak hadits-hadits lain yang beliau riwayatkan.

 

DITULIS OLEH WAKID YUSUF

https://wakidyusuf.wordpress.com

https://darulimantravel.com/wp-content/uploads/2023/01/210030410-8a53a024-b577-4783-b375-956109e945b7-copy-3.png

@ Darul Iman Travel 2022. Developed by codinglab.id

Visit us on Social Networks