- Masjid Al Kautsar
Masjid ini keberadaanya di tengah – tengah Mina, di sebelah kanan kalau kita datang dari arah Mekkah, sekitar empat puluh meter dari jalan. Menurut sebagian orang, di tempat ini lah turun surat al Kautsar kepada nabi Muhammad SAW. Dan di samping masjid ini, ada sumur yang biasa di minum orang banyak, dan banyak orang yang mengunjungi nya untuk tabarruk ( mengambil keberkahan ).
Tapi sekarang masjid ini sudah di robohkan dalam proyek perluasan wilayah Mina yang baru.
Terjemahan dari kitab ” Fii Rihab al Bait al Haram ” karya Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki, bab masjid al Kautsar halaman 301.
- Darul Arqam
Darul Arqam mempunyai hubungan yang sangat erat dengan da’wah Nabi saw. Dulu Darul Arqam merupakan pusat da’wah Nabi saw secara tersembunyi. Di tempat ini sahabat Nabi saw berkumpul mempelajari agama dan salat bersama secara sembunyi-sembunyi tidak diketahui oleh kafir Quraisy karena belum datang perintah dari Allah untuk menjaharkan agama Islam. Bilangan orang yang masuk islam pada saat itu ada 40 orang. Di tempat tersebut Umar bin Khathab ra masuk islam. Kemudian Allah memerintahkan agar agama Islam dikembangkan di Makkah secara jahar. Dinamakan Darul Arqam berasal dari nama rumah sahabat Nabi saw Al-Arqam bin Abi Al-Arqam bin Asad Al-Makhzumi ra.
Pada tahun 171 H Darul Arqam yang terletak kurang lebih 36 m di luar timur bukit Sofa, dibangun sebuah masjid oleh Khaizuran, ibu Harun Ar-Rasyid.
Kemudian pada tahun 1375 H tempat tersebut dibongkar untuk perluasan Haram. Sekarang Darul Arqam sudah disatukan menjadi tempat Sa’i dan untuk mengenang sejarah ini didirikan sebuah pintu yang diberi nama dengan pintu Darul Arqam.
- Darun Nadwah
Tempat ini memiliki nilai sejarah yang sangat besar. Dar an-Nadwah dibangun oleh Qushay bin Kilab kurang lebih tahun 200 sebelum hijrah Nabi saw. Dinamakan Dar an-Nadwah karena dibangun khusus untuk tempat kaum Quraisy Makkah bermusyawarat. Jika ada satu masalah besar yang sulit untuk dipecahkan, mereka semua diundang untuk datang ke Dar an-Nadwah menyelesaikan masalah tersebut bersama sama.
Salah satu contoh misalnya penyelesaian persengketaan antara mereka di saat meletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Pernah Bangsa Quraisy merobohkan Ka’bah kemudian membangunnya kembali. Di saat akan memasang kembali Hajar Aswad, suku-suku dari bangsa Quraisy terlibat pertentangan, karena mereka pada merasa paling berhak untuk mengambil tugas memasang kembali Hajar Aswad pada posisinya semula. Karena perselisihan tidak bisa diredakan, mereka bermusyawarah di Dar an-Nadwah membuat suatu keputusan siapa yang berhak meletakan Hajar Aswad ke posisinya semula. Kemudian dibuat qur’ah atau sayembara siapa yang pertama kali masuk Baitullah dari pintu Bani Syaiba, dialah yang paling berhak untuk meletakkan Hajar Aswad di Ka’bah. Sayembara dimenangkan oleh Rasulallah saw. Akhirnya Hajar Aswad diletakkan di tengah-tengah kain dan dibawa oleh semua kabilah Quraisy. Kemudian beliau menempelkan Hajar Aswad tersebut ke tempatnya semula. Kisah ini sangat populer.
Di Dar an-Nadwah pernah kafir Quraisy bermusyawarat untuk membendung da’wah Nabi saw dan bersepakat untuk membunuh beliau di saat mereka mendengar bahwa beliau akan berhijrah ke Madinah.
Umar bin Khattab ra di saat menjadi khalifah, sempat mampir ke Dar an-Nadwah begitu pula para Khulafa Rasyidin lainya selalu menyempatkan untuk datang ke Dar an-Nadwah Jika berada di Makkah
Pada masa pemerintahan al-Abbasi, terjadi pemugaran di Masjidil Haram dan Dar an-Nadwah disatukan dengan masjid yang terletak sebelah utara Ka’bah. Penyatuan ini dilakukan atas usulan beberapa orang diantaranya Qadhi Makkah dan guberdur Makkah pada masa itu yang diajukan kepada Al-Mutadhid Al-Abbasi.
Setelah diruntuhkan, dibangun masjid yang bergabung dengan Masjidil Haram. Bangunan ini sangat indah, beratap jati, dihiasi dengan emas, dibuat beberapa pintu dan menara. Sekarang, Dar an-Nadwah sudah dibongkar untuk perluasan Masjidil Haram. Untuk mengenang tempat yang penuh sejarah itu dibangun sebuah pintu yang dinamakan Bab an-Nadwah atau pintu an-Nadwah.
- Rumah Abu Thalib
Di tempat Sai dimana kira-kira Rumah paman Nabi yang melindunginya selama seluruh waktu hidupnya di Mekah
- Rumah Abu Sufyan
Rumah Abu Abu Sufian Rasulallah saw di saat menaklukan kota Makkah pada hari Jumat tanggal 20 Ramadhan tahun 8 H, beliau besabda “Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufiyan maka amanlah dia”. Dengan demikian rumah Abu Sufiyan menjadi bukti sejarah bagi umat Islam. Rumah Abu Sufiyan terletak di tanjakan pertama menuju bukit Marwah. Antara rumah Abu Sufiyan dan rumah Handhalah bin Abi Sufiyan tedapat pasar rempah rampah, minyak samin, madu dll yang dibawa para jama’ah haji dari negara negara mereka dan dijual di pasar itu. Tempat itu sekarang sudah menjadi tempat sa’i.
DITULIS OLEH WAKID YUSUF
https://wakidyusuf.wordpress.com