TEMPAT BERSEJARAH DI MEKKAH BAG. 3 | PEMAKAMAN AL MA’LA | MASJID JIN | MASJID JI’RANAH | JABAL ABI QUBAIS | MASJID AL BAI’AT

February 3, 2023by admin
  1. Pemakaman al-Ma’lah

Di hadapan Jabal Assayyidah (Bukit siti Khadijah) di daerah al-Hujun terbentang pemakaman kuno “Ma’lah” yang mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Pemakaman ini sudah berusia lebih dari 1700 tahun dan sampai sekarang masih tetap bertahan keberadaanya.

Pertama manusia yang dikubur di Ma’la adalah Qushay bin Kilab (kakek bangsa Quraish). Kemudian kakek2 Nabi saw lainnya diantaranya; Abdu Manaf bin Qushay, Hasyim bin Abdu Manaf, Abdul Muthalib bin Hasyim. Selain kakek2 Rasulallah sw terdapat juga kuburan Abu Thalib paman Nabi saw, al-Walid ibnu Al-Mughirah, Al-Qasim dan At-Thayib (putra2 Nabi saw), Sumayyah bin al-Khabbath (wanita pertama yang mati syahid), Abdullah bin Yasir (saudara ‘Ammar bin Yasir), Asma’ binti Abubakkar Siddiq ra, Abdurahman bin Abubakar Siddiq, Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin Zubair, dan masih banyak lagi sahabat Nabi saw yang dimakamkan di Ma’la yang tidak bisa disebut satu persatu Inilah al-Ma’lah, pemakaman keluarga besar Bani Hasyim, keluarga Rasulullah saw, yang kemudian dijadikan pemakaman umum, terletak sekitar 1 km utara masjidil Haram. Pemakaman ini dikenal juga dengan nama Jannatul Ma’la yang artinya surga al-Ma’lah. Siapa gerangan yang tidak tergiur utuk dimakamkan di pemakaman ini?

Dan yang paling istimewa, di kaki bukit ini terdapat makam istri Rasulallah saw yang tidak pernah dimadu, siti Khadijah binti Khuwailid ra. Dulu kuburan beliau diberi tanda dengan didirikan kubbah besar sehingga nampak jelas bagi yang ingin berziarah. Sayangnya, kubbah itu diratakan sehingga sulit bagi penziarah untuk mengetahui dimana istri Rasulallah saw disemayamkan.

Siti Khadijah binti khuwailid ra merupakan wanita pertama yang menyambut seruan iman tanpa membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur, dan membela Rasulallah saw di saat semua orang mendustakan, menghina dan melecehkan beliau. Ia telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwanya, dan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulallah saw. Ia rela melepaskan kedudukanya yang terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan pahit getirnya perjuangan dan penderitaan yang dikenakan pada keluarga Rasulallah saw. Jasa beliau yang besar pada risalah nubuwah dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati suaminya, Rasulallah saw, sehingga beliau selalu menyebut nyebut kebaikanya walupun Khadijah telah wafat. Makanya tak heran jika Allah telah menyampikan salam khusus Nya untuk Khadijah ra melalui perantaraan Jibril as kepada Rasulallah saw disertai kabar gembira “Aku telah sediakan baginya rumah di surga yang dibuat dari emas dan tiada kesusahan baginya atau kepayahaan”.

Jelasnya, pemakaman Ma’la merupakan komplek pemakaman istimewa yang berada sejak zaman jahiliyah. Keistimewaannya telah disebut dalam sebuah hadits yang terkait dengan pemakaman Ma’la dari Abdullah bin Masud ra, bahwa Rasulallah saw bersabda “Allah membangkitkan dari tempat ini (pemakaman Ma’la) dan dari seluruh tanah Haram 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab atau tanpa perhitungan dosa. Setiap orang dari mereka dapat membawa 70.000 orang. Wajah mereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama. (Al-Jundi Fi Fadhailil Makkah)

 

  1. Masjid Jin

Masjid Jin terletak di al-Hujun, di daerah Sulaimaniyah di sebelah selatan Pekuburan Ma’la, jaraknya kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram. Masjid ini termasuk masjid yang punya nilai penting dalam sejarah Islam, makanya banyak dikunjungi jama’ah haji atau umrah.

Kalau diperhatikan sebetulnya masjid ini terhitung sangat sederhana. Tapi jutaan peziarah selalu menyempatkan untuk mengunjunginya. Mereka pada umumnya datang bukan hanya untuk melaksanakan shalat ataupun duduk beri’tikaf di dalamnya. Mereka datang juga untuk melihat dari dekat tempat bersejarah ketika Nabi saw menerima wahyu sehingga turunnya ayat ayat al-Qur’an yang kemudian dipatenkan nama Surat Jin.

Masjid yang ukurannya kurang lebih 12×22 meter ini merupakan tempat yang memiliki riwayat penting dalam da’wah Rasulallah saw . Diriwayatkan ketika Nabi saw dan para sahabat sedang salat subuh di tempat tersebut dan dibacakan beberapa ayat Al-quran, sekumpulan Jin melewati tempat itu dalam perjalanan mereka ke Tihamah. Mereka mendengar bacaan beliau dan merasa kagum. Setelah Rasulallah saw membacakan Alquran, para jin ini kemudian membai’at Nabi saw untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Makanya masjid ini juga di beri nama “Masjid Bai’ah”, karena ditempat ini para Jin berjanji (ber-bai’at) kepada Rasulullah saw.

Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran dan suratnya dinamakan surat al-Jin. Di tempat itulah Allah menurunkan wahyu kepada Nabi saw dalam surat Al-Jin ayat 1-2 yang berbunyi:

 ﻗُﺮْﺁﻧﺎً ﻋَﺠَﺒﺎً * ﻳَﻬْﺪِﻱۤ ﺇِﻟَﻰ ﭐﻟﺮُّﺷْﺪِ ﻓَﺂﻣَﻨَّﺎ ﺑِﻪِ ﻭَﻟَﻦ ﻧُّﺸﺮِﻙَ ﺑِﺮَﺑِّﻨَﺂ ﺃَﺣَﺪﺍً

Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka berkata: “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-quran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun juga”.

 

  1. Masjid Ji’ranah

Disebut Ji’ranah atau penduduk Makkah menyebutnya Ju’ranah, berasal dari nama sebuah perkampungan kecil yang berdekatan dengan Masjidil Haram, terletak di lembah atau wadi Saraf sebelah selatan ke arah Makkah. Di desa ini tedapat sebuah masjid yang dikenal dengan nama masjid Ji’ranah. Masjid ini selalu digunakan penduduk Makkah untuk melakukan ihram saat umrah atau haji. Desa Ji’ranah merupakan perbatasan kota Haram dari selatan Makkah ke arah Thaif. 

Rasulallah saw pernah singgah di tempat ini sepulangnya dari perang Hunain dan sempat membagikan harta rampasan perang di sana.

Karena Ji’ranah merupakan tanda batas haram, maka dari sanalah Rasulallah saw berihram untuk melakukan umrahnya yang ke tiga kalinya. Ibdu Abbas meriwayatkan bahwa bahwa Rasulallah saw melakukan umrah selama hidupnya sebanyak 4 kali, pertama umrah Hudaibiyah, kedua umrah Qadha’, ketiga umrah yang dilakukanya dari Ji’ranah sepulangnya dari perang Hunain, keempat umrah pada saat melakukan haji wada’. Dan tempat dimana Rasulallah saw melakukan umrah dari Ji’ranah dibangun sebuah masjid yang diberi nama dengan nama ”Masjid Ji’ranah”.

Ji’ranah merupakan tempat miqat umrah yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, ini menurut kebanyakan pendapat para ulama. Rasulallah saw sendiri melakukan umrah dari ji’ranah. Beliau bermukim di sana selama 13 hari dan berihram dari sana.

Masjid Ji’ranah sangat populer sekali di kalangan kamu muslimin baik bagi penduduk Makkah atau luar Makkah. Masjid ini telah dipugar berkali kali dari zaman ke zaman sepanjang sejarah. Kemudian pada pemerintahan Saudi dibangun masjid besar bersebelahan dengan masjid yang lama yang tidak terpisahkan.

 

  1. Jabal abi qubais

Setiap muslim yang datang ke Makkah untuk berhaji atau berumrah pasti mendengar nama Jabal Abi Qubais, tapi dimana tempatnya banyak yang tidak mengetahuinya. Jabal Abi Qubaiis berada disebelah timur Baitullah, Jika kita berdiri membelakangi Hajar Aswad, maka pandangan kita akan melurus ke sebuah istana megah (Istana Shafa) berdiri diatas sebuah bukit yang telah dipapas. Sebetulnya memotong sebuah pohon saja tidak diperbolehkan di Makkah, apalagi mempapas sebuah bukit bersejarah. Bukit yang telah dipapas sedemikian rupa, itulah Jabal Abi Qubais yang mempunyai sejarah yang berkaiatan dengan sejarah Baitullah dan Kota Makkah.

Jabal abi qubais adalah bukit yang letaknya sangat dekat dengan Masjidil Haram dan berhadapan dengan bukit Shofa. Ia merupakan gunung yang pertama kali diciptakan Allah dimuka bumi setelah penciptaan baitullah Ka’bah.

Jabal Abi Qubais atau yang lebih dikenal oleh orang Indoneisa dengan nama Jabal kubais, mempunyai ketinggian 420 meter. Dulu di atas puncak bukit tersebut ada sebuah masjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal. Bukit ini menurut ulama Makkah merupakah bukit mulia karena berdekatan dengan Ka’bah dan menghadap ke bukit Shofa. Ada riwayat yang menyatakan bahawa Jabal Abi Qubais adalah gunung / bukit pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi kemudian terpencar darinya jabal jabal lainya.

Banyak peristiwa bersejarah berkait dengan Jabal Abi Qubais. Jabal Abi Qubais dikenal juga dengan nama Jabal al-Amin (bukit kepercayaan / bukit penyimpan amanah), kerena Allah telah mengamankan Hajar Aswad di bukit ini pada waktu datangnya air bah di zaman nabi Nuh as. Tatkala nabi Ibrahim as membangun Baitullah, Hajar Aswad dikeluarkan kembali dari Jabal Abi Qubais lalu dibawa oleh Jibril as dan serahkannya kepada nabi Ibrahim as untuk disimpan disudut Ka’bah.

Selain dari pada itu, diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitullah oleh nabi Ibrahim as diambil dari Jabal Abi Qubais dan Jabal al-Ka’bah. Setelah nabi Ibrahim ra selesai membangun Ka’bah, ia naik ke atas jabal Abi Qubais. Dari atas bukit ini ia berseru:

ﻭَﺃَﺫِّﻥ ﻓِﻲ ﭐﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﭑﻟْﺤَﺞِّ ﻳَﺄْﺗُﻮﻙَ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻭَﻋَﻠَﻰٰ ﻛُﻞِّ ﺿَﺎﻣِﺮٍ ﻳَﺄْﺗِﻴﻦَ ﻣِﻦ ﻛُﻞِّ ﻓَﺞٍّ ﻋَﻤﻴِﻖٍ

” Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (al-Hajj: 27)

Banyak juga riwayat yang menyatakan bahwa mukjizat Rasulallah saw membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais. Kafir Quraisy telah meminta kepada Nabi saw untuk membuktikan kenabiannya agar beliau membelah bulan. Maka dengan kekuasaan Allah beliau telah membelah bulan menjadi dua belahan dengan tunjukan jari beliau. Peristiwa hebat ini telah disaksikan oleh kaum musyrikin Makkah bahwa bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan berada di atas Jabal Qubais, dan belahan kedua bergerak kearah Jabal Qaiu’an atau Qu’aiqu’an yang terletak berhadapan dengan bukit Marwa

 

  1. Masjid Al-Bai’at

Masjid al-Bai’at terletak di Mina, 7 km dari Makkah, berjarak kurang lebih 300 meter dari Jumrah Aqabah. Masjid ini mempunyai nilai penting dalam sejarah perkembangan Islam. Di tempat ini Rasulallah saw menerima bai’at 12 orang laki laki dari kabilah Aus dan Khazraj yang datang dari Madinah. Mereka bertemu dengan Rasulallah di Aqobah dan menggelar bai’at untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya, tidak mempersekutkan Nya, menta’ati perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Baiat ini dinamakan baiat Al-Aqobah pertama terjadi pada tahun 12 H.

Kemudian di tempat yang sama pada tahun 13 H, Missi dari kota Yatsrib (Madinah) datang kembali dengan bilangan 73 orang laki laki dan 2 orang perempuan. Mereka menghubungi Nabi saw untuk bertemu di Aqobah. Rasulallah saw datang bersama pamannya Abbas menggelar bai’at kedua di Aqobah. Di sana terjadi kesepakatan untuk melindungi Rasulallah saw jika berhijrah ke Madinah, memerangi orang yang memerangi mereka dan berdamai dengan orang yang ingin berdamai dengan mereka. Rasulallah saw meminta kepada missi dari Yatsrib agar memilih 12 orang diantara mereka berbaiat dengan apa apa yang telah disepakati. Dan dipilihlah 9 orang dari kaum Khazraj dan 3 orang dari kaum Ous. Bai’at ini dinamakan Baiat Al-Aqobah kedua.

Untuk mengenang peristiwa bersejarah, ditempat yang penuh barokah ini telah dibangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Al-Bai’ah yang sekarang telah dibongkar untuk perluasan jalan ke arah jumrah.

 

DITULIS OLEH WAKID YUSUF

https://wakidyusuf.wordpress.com

https://darulimantravel.com/wp-content/uploads/2023/01/210030410-8a53a024-b577-4783-b375-956109e945b7-copy-3.png

@ Darul Iman Travel 2022. Developed by codinglab.id

Visit us on Social Networks