TEMPAT BERSEJARAH DI KOTA MEKKAH BAG.7 | RUMAH ABU SUFYAN | MASJID NAMIRAH | MASJID AR RAYAH | MASJID AS SAJARAH | MASJID AL HUDAIBIYAH

February 3, 2023by admin
  1. Rumah Abu Sufyan

Rumah Abu Abu Sufian Rasulallah saw di saat menaklukan kota Makkah pada hari Jumat tanggal 20 Ramadhan tahun 8 H, beliau besabda “Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufiyan maka amanlah dia”. Dengan demikian rumah Abu Sufiyan menjadi bukti sejarah bagi umat Islam. Rumah Abu Sufiyan terletak di tanjakan pertama menuju bukit Marwah. Antara rumah Abu Sufiyan dan rumah Handhalah bin Abi Sufiyan tedapat pasar rempah rampah, minyak samin, madu dll yang dibawa para jama’ah haji dari negara negara mereka dan dijual di pasar itu. Tempat itu sekarang sudah menjadi tempat sa’i.

 

  1. Masjid Namirah

Ada dua tempat di Arafah yang memiliki nilai sejarah sangat penting, pertama masjid Namirah dan yang kedua Jabal Arafah. Di Masjid ini atau dimana saja di Arafah dianjurkan bagi jamaah haji untuk melakukan sholat Dhuhur dan Ashar jama’ dan qashar dua rakat – dua rakat dengan satu azan dan dua kali iqamah, sesuai dengan yang telah dilakukan Rasulallah saw saat beliau melakukan haji Wada’ dan berwukuf di Arafah. Beliau sholat asar dan dulur jama’ dan qashar.

Kemudian di Arafah beliau berkhuthbah. Dan tempat dimana beliau berkhuthbah dibangun sebuah masjid pada pertengahan abad ke dua oleh penguasa Abbasiyah dan diberi nama masjid Namirar. Dinamakan Namirah karena letaknya berdekatan dengan bukit kecil yang berada di sebelah barat Masjid. Bukit ini bernama bukit Namirah. Sebagian dari masjid Namirah yang mengarah ke timur terletak di wadi ‘Uranah. Tempat ini tidak termasuk Arafah dan Rasulallah saw melarang berwukuf di tempat itu, sesuai dengan sabda Rasulallah saw saat melakukan ibadah haji wada’ ”Aku berwukuf di sini, dan Arafat seluruhnya tempat wukuf, kecuali wadi ’Uranah”. Jadi masjid Namirah yang terletak di dalam wadi ini tidak termasuk Arafah, dan wadi ini sangat berdekatan sekali dengan Arafah. Adapun masjid yang mengarah ke barat termasuk Arafah. Masjid ini sekarang sangat luas, berukuran kurang lebih 8000 meter persegi, memiliki 64 pintu masuk, 6 menara, dan bisa memuat 350 ribu orang untuk solat didalamnya.

Masjid Namirah dikenal juga dengan julukan masjid Ibrahim atau masjid Arafah. Setelah perluasan, masjid ini terbagi dua, yang sebelah muka masjid tidak termasuk Arafah dan yang sebelah belakang masjid termasuk bagian dari Arafah. Di bagian muka dan belakang masjid Namirah terbentang papan penunjuk arah yang menuju ke Arafah dan arah yang bukan Arafah.

 

  1. Masjid ar- Rayah

Masjid ini terletak di sebelah atas Masjidil Haram di al-Judriyah, tempatnya di tanjakan al-Mudda’a ke arah al-Ma’la. Antara masjid dan rumah rumah penduduk terdapat gang sempit yang menuju ke jalan raya. Di tempat tersebut terdapat sumur Jubair bin Muth’im bin Uday bin Naufal. Sumur ini disebut juga dengan sumur Al-‘Ulya, letaknya di gang sempit tersebut dan berdempetan dengan tembok rumah penduduk. Sumur ini terasingkan dan tidak banyak diketahui orang..

Dalam bahasa Arab al-Rayah artinya bendera. Adapun sebabnya dinamakan masjid Al-Rayah karena Nabi saw disaat penaklukan kota Makkah tahun 8H, sempat tiba di sumur Jubair bin Muth’im bin Uday. Di sana beliau berdiri besama tentara muslim yang bilangannya 10000 dan menacapkan bendera kemudian beliau salat di tempat tersebut.

Dulu tempat ini tidak dihuni penduduk. Menurut riwayat Nabi saw pernah solat di tempat ini, Pada zaman Al-Mu’tashim Al-Abbasi tahun 640 H masjid ini dipugar dan dibangung di sebelahnya sebuah masjid lain berdekatan dengan masjid Al-Rayah.

Kemudian Masjid ar-Rayah ini dipugar lagi tahun1361 H, dan di saat pembongkaran pondasi lama, ditemukan dua batu tulis yang menunjukan keberadaan masjid ar-Rayah di tempat itu. Salah satu batu tulis ini bertahun 989 H dan yang satu lagi bertahun 1000 H. Kedua batu tulis itu sekarang dilekatkan tembok masjid yang telah dipugar. Sedangkan masjid yang terletak di tengah tengah antara jalan al-Judriyah dan jalan Al-ghazzah dinamakan masjid Malik Fahed (Raja Fahad).

 

  1. Masjid Asy-Syajarah

Masjid Syajarah artinya Masjid Pohon yang dinisbatkan kepada sebuah pohon yang letaknya berdekatan dengan Masjid Jin, kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram. 

Diriwayatkan bahwasanya di tempat tersebut Nabi pernah memanggil pohon untuk ditanya tentang sesuatu. Pohon itu datang memenuhi pangilan Nabi saw. Ia mendekat kepada beliau lengkap dengan batang dan akarnya seperti tercabut dari tanah, lalu berhenti di hadapan beliau. Setelah selesai urusan Nabi saw dengan pohon itu lalu beliau memerintahkannya untuk kembali lagi ke tempatnya semula.

 

  1. Masjid Al-Hudaibiyah

Masjid ini terletak di daerah Al-Hudaibiyah yaitu daerah yang berada di perjalanan antara Makkah ke Jeddah. Jaraknya kurang lebih 25 km dari Masjidil Haram. Daerah itu sekarang dikenal dengan nama daerah Al-Syumaisyi. Dinamakan Hudaibiah karena berasal dari nama seorang laki-laki menggali sumur di tempat tersebut, kemudian dinisbatkan daerah itu kepadanya dan diberi nama dengan nama daerah Hudaibiah begitu pula sumurnya. Di dekat sumur terdapat pohon yang cukup rindang, namanya pohon Hadba’.

Di tempat inilah dan di bawah pohon telah terjadi bai’at, tepatnya pada tahun 7 H. Bai’ait ini disebut juga dengan bai’at al-Ridhwan yang dilakukan Rasulallah saw di bawah pohon. Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw mengundang orang orang Islam yang bilangannya pada saat itu kurang lebih 1400 orang untuk berbuat bai’ait kepada Rasulallah saw di daerah Hudaibiyah, dan bai’at ini terjadi di bawah pohon sebagai mana tertera dalam Al-Quran surat al-Fath:18

ﻟَّﻘَﺪْ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺇِﺫْ ﻳُﺒَﺎﻳِﻌُﻮﻧَﻚَ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮَﺓِ

”Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon”

Di daerah ini pula dan di tahun yang sama telah terjadi perdamaian antara Rasulallah saw dengan orang orang kafir Makkah selama 10 tahun. Yang menulis perjanjian perdamaian pada waktu itu adalah Imam Ali bin Abi thalib ra. Setelah perdamaian berjalan selama 2 tahun, orang orang kafir Makkah melanggar perjanjian trb. Perdamaian ini terkenal dengan nama perdamaian Hudaibiyah.

Di daerah itu telah dibangun lagi sebuah masjid yang diberi nama dengan masjid Ar- Ridhwan. Masjid kuno ini masih tetap bertahan dan dibangun sebelahnya sebuah masjid baru yang berdampingan dengan masjid yang lama.

 

DITULIS OLEH WAKID YUSUF

https://wakidyusuf.wordpress.com

https://darulimantravel.com/wp-content/uploads/2023/01/210030410-8a53a024-b577-4783-b375-956109e945b7-copy-3.png

@ Darul Iman Travel 2022. Developed by codinglab.id

Visit us on Social Networks