JABAL UHUD & KEISTIMEWAANYA
Jabal Uhud bukan gunung biasa. Jabal Uhud memiliki nilai sejarah bagi umat islam. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di Kota Madinah, Jabal Uhud memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan Jabal Uhud adalah salah satu gunung yang dijanjikan kelak ada di surga.
“Jika kita hendak melihat gunung yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, ‘Gunung Uhud ialah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga’,” demikian hadis yang diriwayatkan HR Bukhari.
Letak Jabal Uhud
Jabal Uhud sendiri memiliki tinggi sekira 1.050 meter. Lokasinya sekira 4,5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah, Arab Saudi. Panjangnya 7 Km dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia.
Gunung yang menyimpan sejarah ini memang tampak seperti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya. Karena itu nama Jabal Uhud diberikan yang berarti gunung yang menyendiri.
Di lokasi ini juga terdapat Makam Syuhada Uhud. Lokasinya dipagar secara rapat. Selain itu dilapisi kaca plastik tipis sehingga tidak bisa dilihat terlalu jelas dalamnya. Tempat ini merupakan pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang gugur pada Pertempuran Uhud.
Di lembah bukit ini dahulu pernah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin berjumlah 700 orang melawan gerombolan musyrikin Mekkah dengan jumlah yang tidak seimbang. Mereka menyerang dengan serdadu tak kurang dari 3.000 orang.
Nilai Sejarah Jabal Uhud
Ada sebuah peta terpampang di sebuah dinding di areal ziarah tersebut. Peta tersebut, kurang lebih, menceritakan alur pergerakan perang Uhud. Perang ini terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.
Dalam lembah yang berada di kaki Gunung Uhud, pernah terjadi sebuah perang dahsyat antara kaum muslimin yang berasal dari Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad ﷺ dengn kaum musyrikin Quraisy dari Mekkah.
Soal jumlah pasukan kaum muslimin yang ikut berperang sangat timpang. Awalnya ada 1.000 orang, tetapi ada sejumlah orang-orang munafik yang ikut perang tersebut mengundurkan diri dan kembali ke Madinah. Alhasil, total pasukan yang dipimpin sendiri oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berjumlah 700 orang. Sementara musuh, terdiri dari 3.000 orang musyrikin Quraisy.
Terjadilah pertempuran hebat. Dalam peperangan tersebut, kaum muslimin sebenarnya telah mendapatkan kemenangan dan kaum musyrikin pontang panting. Namun, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan oleh kaum musyrikin tersebut. Dan akhirnya, para pemanah ini meninggalkan posnya. Mereka turun dari bukit hingga lupa pesan Rasulullah ﷺ agar mereka tidak meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan 6 pemanah lainnya.
Alhasil, melihat situasi itu Khalid bin Walid (komandan Quraisy saat itu dan belum masuk Islam) memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam dan pasukan kaum muslim mengalami kekalahan yang tidak sedikit.
Korban dari pasukan Islam pun berjatuhan. Perang ini menggugurkan 70 sahabat Nabi termasuk 7 pahlawan Uhud. Yang paling membuat Rasulullah ﷺ terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman, Hamzah bin Abdul Mutholib.
Keistimewaan Jabal Uhud
Ada beberapa kutamaan atau keistimewaan Jabal Uhud. Pertama, Jabal Uhud merupakan gunung yang ada di surga. Jika ingin melihat bukit yang ada di surga, maka berziarahlah ke Bukit Uhud sebagaimana Nabi ﷺ pernah bersabda: “Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga.” Demikian hadis riwayat Al-Bukhari.
Kedua, Rasulullah ﷺ mencintai Jabal Uhud
“Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya,” demikian hadits riwayat Al Bukhori. Jabal Uhud pernah bergetar ketika Nabi Muhammad ﷺ berjalan di atasnya bersama Sayyidina Abu Bakar, Umar dan Utsman RA.
Ketika itu Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: “Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah ﷺ dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan)”
Seketika Gunung Uhud pun diam mentaati ucapan Nabi Muhammad ﷺ. Dari riwayat ini kita bisa menyimpulkan betapa cintanya Gunung Uhud kepada Nabi Muhammad ﷺ. Terbayang gunung saja girangnya bukan main ketika Rasulullah ﷺ menginjaknya.
Makam Syuhada Uhud
Adalah sebuah tempat bersejarah di Madinah , Arab Saudi terletak 5 kilometer utara Masjid Nabawi tepatnya di antara Gunung Uhud dan Bukit Rumat. Tempat ini merupakan pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad yang gugur pada Pertempuran Uhud, antara lain Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi), Mush’ab bin ‘Umair , Hanzholah bin Abi ‘Amir , Amru bin al-Jamuh dan Abdullah bin Amr bin Haram . Oleh karena itu, Gunung ini mendapatkan tempat yang istimewa bagi muslim, sesuai dengan Hadits nabi: Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami mencintainya .
Masjid Qiblatain
Masjid Qiblatain (artinya: masjid dua kiblat) adalah
salah satu masjid terkenal di Madinah . Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjidil Aqsha) di Yerusalem /Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Mekkah .
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144 [1] , yang artinya:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata seseorang dari Bani Salamah, “Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti,” maka mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram . Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, namun tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut. Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol (arah Makkah dan Palestina) yang umumnya digunakan oleh Imam salat. Setelah direnovasi oleh pemerintah Arab Saudi, dengan hanya memfokuskan satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke Yerusalem , Palestina.
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional. Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.
DITULIS OLEH WAKID YUSUF
https://wakidyusuf.wordpress.com